Resensi Aku Sadar Aku Gila

KEINDAHAN AR-RAHMAN

Judul : Aku Sadar Aku Gila
Penulis buku : Bahril Hidayat Lubis
Penerbit : Zikrul Hakim
Cetakan : I, Mei 2007
Tebal : 160 halaman

Oleh Ika Hawajumyaka Wartahari
Novel ini mengisahkan tentang seorang penderita psikosis (gangguan jiwa yang ditandai oleh terpecahnya kepribadian, halusinasi, dan delusi) yang bernama Bahril dan sembuh melalui mimpi serta surat Ar-Rahman. Dia adalah seorang pemuda yang usianya sekitar 20 tahun. Dia hidup dengan keadaan berkecukupan dan boleh dikatakan serba ada walaupun bukan dari keluarga yang sangat kaya. Sebagian besar dari kebutuhannya boleh dikatakan tercukupi. Dia hidup dalam keluarga yang memerhatikan dan menyayanginya. Tapi, kehidupan di masa remaja yang hitam dan selalu bergulat dengan narkoba menyisakan efek negatif terhadap kepribadiannya. Seiring berjalannya waktu, gejala positif dari psikosis sudah tak ada lagi, namun teori kedokteran mengharuskan dia menyelesaikan masa terapi farmakologis. Dia selalu berupaya melawan penyaitnya berusaha membedakan mana yang nyata dan mana yang halusinasi dan tak henti-hentinya berusaha kuat untuk tidak putus asa dan senantiasa meminta do’a kepada orang-orang terdekat agar Allah Swt. mempercepat akhir dari cobaan ini.
Hingga suatu saat di salah satu hari Jumat, dia mengikuti shalat fardhu Jumat di Mesjid Al-Muqarrabin. Sesampainya disana, dia shalat tahiyatul masjid dua rakaat. Lalu duduk sembari berzikir dan membaca shalawat sambil menunggu khatib naik mimbar. Begitu khatib mengucapkan salam, dia pun menghentikan semua kegiatan dzikirnya. Lalu mendengarkan khutbah Jum’at dengan seksama. Saat shalat Jum’at tiba, dia berdiri dan shalat pada shaf pertama di sebelah kanan imam. Dia mendengar bacaan ayat dengan berusaha menjaga kekhusyu’an. Tibalah pada bacaan surat di rakaat pertama, imam membaca surah Ar-Rahman. Entah kenapa, sampai pada ayat ke 13, yang berbunyi, . Dia merasa ada “sesuatu” yang memukul dadanya dengan sangat keras dan menanyakan, “Nikmat Allah mana yang hendak engkau dustakan, Bahril?” Dia terkejut dan gemetar ketakutan. Sampai ke ayat ke-21, kembali ayat dengan redaksi yang sama dibacakan oleh imam. Allahu Akbar. Sejak saat itu kesadaran beragamanya berangsur pulih. Begitu pula dengan kesadaran mental psikologisnya. Dia sembuh secara ekstrim. Hidupnya tidak lagi dihantui oleh berbagai halusinasi, kecemasan, dan kemarahan. Rupanya, tidak sulit untuk mencari obat dari penyakit psikosisnya. Allah Swt. telah berkehendak yang terbaik kepadanya, dan Dia adalah Dzat yang memang selalu berkehendak baik kepada setiap hamba-Nya. Bahril pun sembuh dengan satu ayat dari surah Al-Qur’an yaitu melalui surat Ar-Rahman.
Novel ini mengajak kita memperoleh berbagai pengalaman spiritual melalui mimpi yang menembus dunia batin. Hal yang sangat mendukung karya ini dapat dikatakan sebagai karya sastra yang memikat yakni penulisnya dilakukan dengan gaya sastra yang matang (plot cerita, bahasa, penggambaran tokoh dan sebagainya). Kepiawaian yang lain dari Bahril Hidayat Lubis yang sangat menonjol yakni kemampuannya untuk menggambarkan sejarah yang nyata dalam hidupnya dalam mengatasi penyakitnya yaitu psikosis. Aku Sadar Aku Gila merupakan novel besar dan sangat patut dibaca oleh sebanyak mungkin orang Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar